Sabtu, 01 Desember 2012

Bagaimana Menentukan Tema dan Judul Karangan Yang Baik


Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

Tema karangan yang baik = berbentuk kalimat
1.Menarik
Tema yang menarik akan menjadi 'trending topic' dan akan terus menerus menjadi bahan pembicaraan yang hangat karena menarik minat orang untuk mengetahui berita tersebut yang di dasarkan oleh tema yang menarik.
2.Dikuasai
Dikuasai, yaitu penguasaan evidasi atau data yang wujudnya berupa data/informasi dan autoritas
3.Terbatas
4.Didukung
Didukung oleh data atau evidensi. Disini terbagi menjadi dua jenis data,yaitu:
a.Data Primer (Observasi langsung)
b.Data Sekunder
Kedua data tersebut memiliki argumentasi yang kuat

Judul karangan yang baik =
1.Sesuai Topik
2.Sesuai isi karangan
3.Tidak terlalu panjang (hanya 9 kata, tidak termasuk kata tugas,seperti di,ke,dari,dan)
4.Berbentuk frasa bukan kalimat (tidak memiliki subjek dan predikat)
5.Jelas, terdiri dari atas ragam denotasi,contoh

bagaimanakah menentukan tema dan judul karangan yang baik


Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.

Tema karangan yang baik :

1.Menarik
Tema yang menarik akan menjadi 'trending topic' dan akan terus menerus menjadi bahan pembicaraan yang hangat karena menarik minat orang untuk mengetahui berita tersebut yang di dasarkan oleh tema yang menarik.

2.Dikuasai
Dikuasai, yaitu penguasaan evidasi atau data yang wujudnya berupa data/informasi dan autoritas

3.Terbatas

4.Didukung
Didukung oleh data atau evidensi. Disini terbagi menjadi dua jenis data,yaitu:
a.Data Primer (Observasi langsung)
b.Data Sekunder
Kedua data tersebut memiliki argumentasi yang kuat


Judul karangan yang baik :

1.Sesuai Topik

2.Sesuai isi karangan

3.Tidak terlalu panjang (hanya 9 kata, tidak termasuk kata tugas,seperti di,ke,dari,dan)

4.Berbentuk frasa bukan kalimat (tidak memiliki subjek dan predikat)

5.Jelas, terdiri dari atas ragam denotasi,contoh

Kamis, 01 November 2012

Berbicara Sesuai Konteks

1.Fokus pada lawan bicara
Dengan fokus pada lawan bicara tentunya lawan bicara akan mudah mendapatkan maksud pembicaraan.Jangan sampai anda berpaling dari lawan bicara,karena topik akan pecah dan tidak jelas.
2.Menggunakan Suara yang baik
Suara yang baik tentunya disesuaikan dengan lawan pembicara.Apabila lawan pembicara adalah orang tua lanjut usia tentunya dengan lirih dan sopan.Sesuaikan lawan bicara,jangan sampai suara anda menyakitkan hati lawan bicara.
3.Jangan mengeluarkan perkataan yang tidak pantas
Lupakan dan jauhkan perkataan kotor dalam bicara anda.Perkataan kotor biasa akan merusak pembicaraan dengan lawan bicara.Kadang juga nyambung,tetapi efek dari perkataan kotor itu yang mencerminkan pribadi kita dimata lawan bicara.
4.Awali dan ahiri pembicaraan dengan senyuman
Senyuman dapat membuat lawan bicara kita tersapu malu dan baik kepada kita.Lawan bicara belum mengatakan sesuatu tetapi kita sudah memberikan sebuah hadiah yang enak dipandang mata yaitu ” senyuman ” .
5.Berjabat tangan sesudah pembicaraan
Dapat juga dengan berjabat tangan atau meletakkan tangan di atas dada sendiri sebagai isyarat anda menghargai orang lain sebagai mana anda menghargai diri sendiri.

Menengok bahasa Alay

     Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah anak layangan.
Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan “anak kampung”, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan.
Tapi seiring perkembangan zaman, alay sering diidentifikasikan menjadi narsis, fotogenic, sok gaul, emo, dan lain-lain. Secara garis besar, mungkin karena salah pergaulan. Dan satu lagi yang tidak jauh dari alay adalah kata-kata/ tulisan yang bener bener membuat manusia biasa pusing membacanya.

berikut macam-macam bahasa alay :
Aja : Ja, Ajj
Apa : Pa, PPa, Aph
Anak : Nax, Anx, Naq, Nagh
Aku : Akuwh, Akku, Qhu
Banget : Bangedh, Beud, Beutz, Bet, Bat, Benjet
Boleh : Leh
Belum : Lom, Lum
Bokep : Bokebb
Buat : Wat, Wad
Cape : Cppe, Cpeg, 
Cakep : Ckepp
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
Cewek : Cwekz, Cewex
Cowok : Cwokz, Cowog
Deh : Dech, Deyh
Dulu : Duluw
Dong : Dumz, Dum
Gue : W, Wa, Q, Qu, G
Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw
Hai : Ui, Ai, Ao (apa coba-_-zzz)
Halo : Alow
Ini : Iniyh, Nc
Imut : Imoetz, Mutz
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
Kan : Khan, Kant, Kanz
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank 
Ketawa : xixixi, xoxoxo, haghaghag, w.k.k.k.k.k. , wkowkowkwo (bacanya apa coba tolong jelaskan)
Khusus : Khuzuz
Kalian : Klianz
Kenal : Nal
Karena/Soalnya : Coz, Cz
Kakak : Kakagg
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh
Kalau : Kaluw, Klw, Low
Lo : U
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi, Gy
Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw
Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh
Loh : Loch, Lochkz, Lochx
Lupa : Lupz
Manis : Maniezt, Manies
Mengeluh : Hufft
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Makan : Mumz, Mamz
Maaf : Mu’uv, Muupz, Muuv
Main : Men
Nih : Niyh, Niech, Nieyh, Nich
Nya: (contoh 'misalnya') kemudian jadi misalna, misal'a, misal.a
Nggak : Gga, Gax/gx, Gag/gg
Punya : Pya, P’y, Pu.a
Pasti : Pzt
Paling : Plink, P’ling
Pengen : Pen (apaini...)
Rumah : Humz, Hozz
Reply : Repp
Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa
SMS : ZMZ, XMX, MZ, CMZ, ecemez/cemez (oh god…)
Sorry : Cowwyy, Sowry (MasyaAllah-_-)
Sih : Siech, Sieyh, Ciyh, Seeh
Salam : Lam
Sayang : Saiank, Saiang, Cynk
Setiap : Styp
Tuh : Tuwh, Tuch, Thu
Tau : Taw, Tawh, Tw
Terus : Tyuz, Tyz
Tiap : Tyap
Tapi : Phi
Udah : Dagh
Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang-_-)
Ya/Iya : Yupz, Ia, Ea, Eapz/Eaps
Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz

Minggu, 07 Oktober 2012

prinsip usability

Prinsip Usability pada mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer adalah suatu masalah optimasi penggunaan sistem oleh pengguna. Sistem akan bekerja dengan baik apabila dipergunakan secara maksimal oleh pengguna sehingga semua kemampuan sistem dapat termanfaatkan secara maksimal.
Didalam Prinsip Usability terdapat hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya Human Ability, Human Capabilities, Memori, Problem Solving.
Human Ability
adalah suatu kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu yang dimilikinya. Memiliki 2 perbedaan yaitu:
HUMAN ABILITIES BAIK
- Kapasitas Long Term Memory (LTM) tidak terbatas
- Durasi LTM tidak terbatas dan komplex
- Kemampuan memahami tinggi
- Mekanisme konsentrasi powerful
- Pengenalan pola pikir powerful
HUMAN ABILITIES BURUK
- Kapasitas Short Term Memory (STM) terbatas
- Durasi STM terbatas
- Akses yang tidak dapat diandalkan pada STM
- Proses yang cenderung salah
- Proses yang lambat

Human Capabilities
Pengertiannya hampir sama dengan Human Ability tetapi Human Capabilities lebih mengarah ke anggota Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba) pada manusia itu sendiri.
MATA (penglihatan)
Mata adalah mekanisme untuk menerima cahaya dan mentransformasikannya menjadi energi listrik. Penglihatan manusia merupakan hal yang kompleks dengan batasan fisik dan persepsi dan menjadi sumber utama informasi.
Konsep penglihatan pada manusia terdiri dari dua tahap yaitu
-Penerimaan stimulus dari luar secara fisik
-Pemrosesan serta interpretasi dari stimulus tersebut
TELINGA (pendengaran)
Telinga adalah suatu panca indera yang digunakan untuk mendengar. Proses mendengat diawali dengan adanya getaran di udara atau dikenal sebagai gelombang suara. Telinga menerima gelombang ini dan mentransmisikannya ke system syaraf auditory melalui berbagai tahap.
Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu:
-Telinga bagian luar (outer ear) yang merupakan bagian yang terlihat, terdiri dari dua bagian        yaitu pinna yang melekat pada kepala, dan auditory canal yang melewatkan gelombang suara ke telinga bagian tengah. Telinga bagian luar ini melindungi telinga bagian dalam yang sensitif terhadap kerusakan, kotoran, dan mempertahankan suhu yang konstan. Telinga bagian luar juga memperkuat gelombang suara (amplify) dari beberapa jenis suara.
-Telinga bagian tangah (middle ear) merupakan lubang kecil yang terdiri dari tulang terkecil  dalam tubuh manusia disebut ossicles dan terhubung dengan telinga bagian luar oleh sebuah gendang telinga yang disebut membrane tympanic dan dengan telinga bagian dalam oleh cochlea. Gelombang suara dilewatkan melalui melalui auditory canal dan menggetarkan gendang telinga dan akhirnya ke ossicles yang kemudian melewatkan getaran tersebut ke cochlea dan telinga bagian dalam.
-Telinga bagian dalam (inner ear) terdapat liquid-filled cochlea yang memiliki sel-sel rambut halus yang disebut cilia yang merespon getaran dari telinga bagian tengah dan mentransmisikan reaksi kimia ke saraf auditory (pendengaran)
Suara memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
- Pitch : frekuensi suara (20 – 20.000 HZ)
- Loudness : amplitudo suara (30 – 100dB)
- Timbre : tipe atau jenis suara
Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 20 Hz hingga 15 KHz.
PERABA (Touch)
Peraba (touch/haptic perception) memungkinkan kita memperoleh informasi mengenai lingkungan sekitar kita. Dari perabaan, kita dapat mengetahui apakah sesuatu itu panas atau dingin.
Kulit memiliki tiga jenis sensor penerima (sensory receptor), yaitu :
-Thermoceptor yang merespon panas / dingin
-Nociceptor yang merespon pada tekanan yang intens, rasa sakit
-Mechanoceptor yang  merespon pada tekanan.
Mechanoceptor terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan responnya terhaap perbedaan tekanan, yaitu:
-Rapidly adapting mechanoceptor merespon pada tekanan yang diberikan dengan cepat.
-Slowly adapting mechanoceptor merespon pada tekanan yang diberikan secara kontinyu.
Meskipun seluruh tubuh manusia memiliki receptor, namun pada beberapa bagian memiliki sensitivitas yang lebih dibandingkan yang lain. Aspek lain dari indera perabaan adalah kinesthesis, yaitu kesadaran terhadap posisi tubuh dan alat gerak yang bergantung pada jumlah receptor pada persendian. Terdapat tiga jenis kinesthesis, yaitu:
-Rapidly adapting yang merespon saat alat gerak bergerak kea rah tertentu
-Slowly adapting yang merespon gerakan dan posisi statis, dan
-Positional receptor yang hanya merespon pada keadaan statis.
Memori
Sebagian besar aktivitas manusia bergantung pada memori. Selain menyimpan paengetahuan faktual, memori manusia juha menyimpan pengetahuan procedural.pengetahuan tersebut melakukan aktivitas secara berulang, menggunakan bahasa, menggunakan informasi yang kita terima dari indera, serta memberikan identitas pada manusia dengan menyimpan informasi mengenai pengalaman masa lalu. Terdapat tiga jenis memori atau fungsi memori:
  1. Memori Sensor
  2. Memori Jangka Pendek (STM)
  3. Memori Jangka Panjang (LTM)
MEMORI SENSOR
Memori sensor bekerja sebagai buffer yang menampung masukan yang diterima dari panca indera manusia.memori sensor terdiri dari:
-Memori iconic untuk indera visual
-Memori echoic untuk indera aural/auditory, dan
-Memori haptic untuk indera peraba.
MEMORI JANGKA PENDEK (STM)
Memori jangka pendek atau disebut sebagai memori kerja mentimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat / sementara pada saat kita sedang melakukan suatu pekerjaan.
Memori jangka pendek dapat diakses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula. Memori ini juga memiliki kapasitas yang terbatas. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur kapasitas memori jangka pendek:
-Berdasarkan panjang suatu deret (sequence) yang dapat diingat secara terurut
-Berdasarkan kemampuan mengingat kembali item-item secara acak.
MEMORI JANGKA PANJANG (LTM)
Memori jangka panjang merupakan sumber daya penyimpanan utama yang menyimpan informasi faktual, pengetahuan berdasarkan eksperimen / pengalaman, aturan-aturan prosedur tingkah laku, dan sebagainya atau bisa dikatakan menyimpan semu hal yang kita ketahui. Kapasitasnya lebih besar, waktu akses yang lebih lambat, serta proses hilangnya informasi lebih lambat. Terdapat dua jenis memori jangka panjang:
-Memori episodic, menggambarkan karakteristik memori yang menyimpan “data” kejadian atau pengalaman dalam bentuk serial menurut waktu
-Memori semantic adalah bentuk memori yang menyimpan record-rekord fakta, konsep, keahlian (skill).
Ada tiga jenis aktivitas yang dilakukan oleh memori jangka pnjang:
- Menyimpan atau mengingat informasi
- Menghilangkan atau melupakan informasi
- Memanggil kembali informasi.
Proses melupakan informasi terdiri dari dua bentuk, yaitu:
-Decay adalah proses melupakan informasi karena informasi tersebut sudah lama berada di long-term memory sehingga lambat laun akan terlupakan.
-Interference disebabkan karena adanya informasi baru yang dapat mengakibatkan informasi yang lama terlupakan.
Proses memanggil kembali informasi yang ada di long-term memory terdiri dari dua bentuk, yaitu:
-Recall adalah memanggil kembali secara langsung informasi yang ada di long-term memory
-Recognition, informasi didapatkan  dengan presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait sebagai petunjuk.
PROBLEM SOLVING
Jika penalaran merupakan mekanisme untuk menarik kesimpulan atau informasi baru dari hal yang sudah diketahui, maka penyelesaian masalah merupakan proses menemukan solusi suatu tugas dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Penyelesaian masalah pada manusia dikarakteristikkan oleh kemampuan mengadaptasikan informasi dengan situasi yang baru. Terdapat beberapa pandangan mengenai cara manusia menyelesaikan masalah. Gestalt memandang bahwa proses pemecahan masalah melibatka penggunaan pengetahuan dan proses mantal (insight). Teori problem space melihat bahwa pikiran manusia adalah proses informasi yang terbatas.

Jumat, 05 Oktober 2012

Sikap generasi muda melestarikan bahasa indonesia


Berbicara mengenai bahasa Indonesia, tidak lepas dari peran bahasa Indonesia itu sendiri di dalam penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Mengingat Negara kita terdiri dari beberapa suku yang pada dasarnya dari setiap suku di Negara kita mempunyai ragam bahasanya sendiri. Contohnya saja seperti suku Madura, mereka berkomunikasi dengan bahasa mereka sendiri dalam kesehariannya. Begitu juga dengan suku-suku yang lain yang tersebar diseluruh pelosok negeri ini, Mereka menggunakan bahasa mereka masing-masing dalam komunikasi mereka setiap harinya, lalu pertanyaannya dimana peran bahasa Indonesia di tengah masyarakat kita saat ini?. Jawabannya adalah ada pada diri kita sendiri, sejauh mana usaha kita melestarikan bahasa Indonesia itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peran bahasa Indonesia itu tampak dalam setiap sendi komunikasi masyarakat kita ini.
Belakangan ini kita banyak menemukan bahasa-bahasa baru yang kata pemuda pemudi kita disebut bahasa gaul. yang mana tidak semua orang bisa mengerti dan faham dengan bahasa tersebut kecuali orang-orang yang memang sudah mengerti atau bahkan yang menciptakan bahasa-bahasa tersebut. Contoh kecilnya adalah ketika saya dapat kiriman pesan singkat (sms) dari handphone teman saya, untuk mengucapkan “selamat pagi” saja teman saya hanya menuliskan kata-kata “met Pgi” dan ketika saya Tanya dia sedang ada dimana, di menjawab “aku sedang di perjalanan” hanya ditulis dengan kata-kata “Q gi di jLn”. Bahkan ketika saya membuka media social network seperti facebook dan twitter yang notabenenya banyak digunakan oleh para pemuda dan pemudi di Negara kita ini, kita akan banyak menemukan bahasa-bahasa yang tidak bisa dimengerti langsung oleh orang banyak. Bahkan guru bahasa Indonesia sekalipun. Contoh kecilnya ketika ada anak update setatus di facebook “CyanK, aQ Gag bSa HduPh T@nPmu” pasti tidak semua orang akan mengerti apa yang dimaksud orang itu dalam tulisan tersebut, meskipun kalau di tulis dengan bahasa Indonesia yang benar redaksinya adalah “sayang, aku tidak bisa hidup tanpamu” yang mana semua orang pasti akan faham dan tahu tentang arti dari kata-kata tersebut. Tapi kenyataannya berbeda, tulisan-tulisan semacam itu yang dikenal orang dengan tulisan alay banyak digunakan dalam ragam komunikasi pemuda zaman sekarang, mulai dari sms, facebook, twitter dan media social network lainnya.
Sangat ironis memang, para pemuda zaman sekarang seolah sudah tidak berminat lagi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang mana pada dasarnya adalah bahasa nasional Negara kita ini. Rasa nasionalis memang harus kita pupukan sedini mungkin terhadap generasi kita, terutama dalam masalah bahasa, karena belakangan banyak bahasa-bahasa yang dibuat-buat yang tidak jelas apa tujuannya. Contoh kecilnya yang lagi marak sekarang adalah bahasa-bahasa alay. Sebenarnya pada dasarnya bahasa alay adalah bahasa Indonesia, namun banyak yang dirubah baik dari segi pengucapan dan tulisannya. Yang paling mencolok memang dalam segi tulisannya, seperti kata “tidak” ditulis dengan “Gag”, ” semangat” ditulis dengan “CemungUdh..” dan banyak lagi yang lainnya. Hal ini sebenarnya kalau dipikir tidak ada gunanya, bahkan akan membuat jati diri bahasa Indonesia itu sendiri semakin semu dan tidak jelas. Beda dengan bahasa daerah, bahasa alay lebih kepada bahasa yang dibuat-dibuat dan tidak jelas dari segi aturan ejaan dan tulisannya. Kalau bahasa daerah jelas dalam aturan dan ejaannya, karena setiap bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Madura, Batak dan yang lainnya mempunyai aturan sendiri dalam ejaan dan tulisannya.

Sayur pucung gabus khas betawi

sumber : http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/12/05/28/m4pqtn-warga-bekasi-akan-patenkan-sayur-gabus-pucung

          Selama ini, sayur gabus pucung yang terkenal sebagai masakan asli Betawi belum memiliki hak paten. Karena itu, kaum ibu rumah tangga yang tergabung dalam Forum Perempuan Bekasi, Jawa Barat, berniat mematenkan sayur gabus ikan pucung menjadi makanan khas wilayah setempat.


          Dijelaskannya, makanan tersebut merupakan resep tradisi bagi masyarakat Betawi yang penyajiannya hampir mirip dengan membuat rawon khas Jawa Timur. Namun, makanan itu sudah sulit ditemui di wilayah perkotaan, seperti DKI Jakarta.

          Pembuatan sayur itu tidak terlalu sulit. Ikan gabus yang telah dipotong dilumuri dengan bumbu, lalu digoreng. Kuah diramu secara terpisah, beberapa bahan bumbu, seperti daun salam, lengkuas, daun jeruk, tomat, ditumis hingga harum. Jika keduanya siap, ikan gabus yang sudah digoreng dimasukkan dalam kuah tersebut lalu diaduk rata hingga berwarna kehitaman.


Kamis, 05 April 2012

tugas 2

Q = f(P) -> R = (k-mP)P -> kP-mP2

P = f(Q) -> R = Q(k-l/m Q) -> kQ-Q2/m

Misal : Qd=20-2P -> Pd = 10- 1/2Q

Bila P = 3, maka Q = 8

Q=f(P) -> R=20x5-2(3)2 =100-2(9) = 100 -18 = 82

P=f(Q) -> R=10x10-[(8)2/2] =100-64/2=100-32= 68

sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Tugas 1

Q = f(P) -> R = (k-mP)P -> kP-mP2

P = f(Q) -> R = Q(k-l/m Q) -> kQ-Q2/m

Misal : Qd=20-2P -> Pd = 10- 1/2Q

Bila P = 5, maka Q = 10

Q=f(P) -> R=20x5-2(5)2 =100-2(25) = 100 -50 = 50

P=f(Q) -> R=10x10-[(10)2/2] =100-100/2=100-50=50

sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Senin, 19 Maret 2012

Teori Penerimaan Perusahaan 4

Contoh 1
Misalkan diketahui fungsi penerimaan barang X, barang Y dan barang Z dari perusahaan ABC masing-masing adalah sebagai berikut :
Qx = 10 -0,5 P

Qy = 40 -3 P
Qz = 0 -5 P
Berdasarkan info tersebut, tentukanlah berapakah harga jual dari masing-masing barang X, Y dan Z agar penerimaan perusahaan ABC dari masing-masing penjualannya maksimum.
Jawabannya tentu saja adalah menentukan terlebih dahulu masing-masing formula penerimaan lalu cari turunan pertama dari masing-masing penerimaan tersebut terhadap masing-masing harganya sebagai berikut 


sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Teori Penerimaan Perusahaan 3

Bila simulasi ini digambarkan dalam suatu kurva hasilnya adalah sebagai berikut : 

Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui secara teoritis bahwa tidak selamanya kenaikan harga akan menaikan penerimaan. Dengan demikian perusahaan haruslah dengan cermat mempertimbangkan beberapa hal bila berusaha untuk meningkatkan penerimaannya, yaitu :
1.    Perhatikan tingkat elastisitas permintaan atas produk yang dijual (dalam jangka pendek lebih baik)
2.    Perhatikan tingkat ketertarikan konsumen pada saat produk tersebut sedang sedang dipromosikan (nilai konstanta permintaan). Makin banyak permintaannya maka makin besar harapan untuk memperoleh penerimaan yang lebih besar melalui kenaikan harga jual produknya.
3.    Perhatikan margin harga jual terhadap penerimaan (), bila () relatif besar (diatas 1, maka kenaikan harga jual relatif baik untuk meningkatkan penerimaan. (akan tetapi tetap harus mempertimbangkan daya tarik permintaan barang).

sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Teori Penerimaan Perusahaan 2

Dengan demikian penerimaan maksimum perusahaan dari penjualan barang X adalah bila harga yang dikenakan sebesar 10, untuk barang Y sebesar 6,67 dan barang Z sebesar 0 (Gratis). Ada yang pentingdari analisis sederhana ini yaituternyata besar kecilnya pengenaan harga yang akan memaksimumkan penerimaan berdasarkan teori ini bergantung pada banyak atau sedikitnya permintaan atas barang tersebut manakala harganya = 0. (dalam konteks teori pemasaran perusahaan akan melakukan pengenalan produk dengan cara promosi misalkan dengan cara meng-gratiskan harga dalam tempo masa promosi. Dari banyak atau sedikitnya jumlah permintaan atas produk tersebut (pada saat harganya = 0) akan dapat diketahui dan ditentukan berapa besar harga jual produk agar penerimaan dari penjualan produk tersebut maksimum (selain tentunya besar besar margin antara penjualan terhadap harga jualnya), Dengan demikian bagi perusahaan yang monopoli sekalipun sebenarnya tetap harus menguji pasar atas permintaan produknya dengan cara promosi atau semacamnya (dengan demikian bukankah nilai konstanta dalam persamaan permintaan ini tidak sia-sia adanya). Ambil contoh persamaan permintaan Q=10 – 0,5P, bila harga=0 maka permintaan sebanyak 10 (konsumen hanya tertarik meminta sebanyak 10 unit meskipun harga digratiskan – tentu saja ini berlaku pada masa promosi produk). Harga jual pertama adalah 10/0,5=20, dimana pada harga ini permintaan sebanyak sebanyak 0 unit. Selanjutnya besarnya penerimaan untuk masing-masing tingkat harga simulasi adalah sebagai berikut :
sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Teori Penerimaan Perusahaan 5

Dengan demikian penerimaan maksimum perusahaan dari penjualan barang X adalah bila harga yang dikenakan sebesar 10, untuk barang Y sebesar 6,67 dan barang Z sebesar 0 (Gratis). Ada yang pentingdari analisis sederhana ini yaituternyata besar kecilnya pengenaan harga yang akan memaksimumkan penerimaan berdasarkan teori ini bergantung pada banyak atau sedikitnya permintaan atas barang tersebut manakala harganya = 0. (dalam konteks teori pemasaran perusahaan akan melakukan pengenalan produk dengan cara promosi misalkan dengan cara meng-gratiskan harga dalam tempo masa promosi. Dari banyak atau sedikitnya jumlah permintaan atas produk tersebut (pada saat harganya = 0) akan dapat diketahui dan ditentukan berapa besar harga jual produk agar penerimaan dari penjualan produk tersebut maksimum (selain tentunya besar besar margin antara penjualan terhadap harga jualnya), Dengan demikian bagi perusahaan yang monopoli sekalipun sebenarnya tetap harus menguji pasar atas permintaan produknya dengan cara promosi atau semacamnya (dengan demikian bukankah nilai konstanta dalam persamaan permintaan ini tidak sia-sia adanya). Ambil contoh persamaan permintaan Q=10 – 0,5P, bila harga=0 maka permintaan sebanyak 10 (konsumen hanya tertarik meminta sebanyak 10 unit meskipun harga digratiskan – tentu saja ini berlaku pada masa promosi produk). Harga jual pertama adalah 10/0,5=20, dimana pada harga ini permintaan sebanyak sebanyak 0 unit. Selanjutnya besarnya penerimaan untuk masing-masing tingkat harga simulasi adalah sebagai berikut :
sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media

Teori Penerimaan Perusahaan 1

Misalkan diketahui fungsi penerimaan barang X, barang Y dan barang Z dari perusahaan ABC masing-masing adalah sebagai berikut :
Qx = 10 -0,5 P
Qy = 40 -3 P
Qz = 0 -5 P
Berdasarkan info tersebut, tentukanlah berapakah harga jual dari masing-masing barang X, Y dan Z agar penerimaan perusahaan ABC dari masing-masing penjualannya maksimum.
Jawabannya tentu saja adalah menentukan terlebih dahulu masing-masing formula penerimaan lalu cari turunan pertama dari masing-masing penerimaan tersebut terhadap masing-masing harganya sebagai berikut :
sumber : putong, iskandar 2010. Ekonomi Pwngantar Mikro dan Makro edisi : 4 jakarta : mitra wacana media